Langsung ke konten utama

Hukum dan Keadilan

Hari ini (Sabtu, 22 Agustus 2015) Saya bersama istri dan adik ipar baru saja pulang dari High Tech Mall, saat itu sudah pukul 18.00. Kami melewati jalan yang biasa kami lewati yaitu masuk ke jalan BKR Pelajar kemudian belok kiri ke Jl Slamet menuju Grand City Mall.

Kami mengendarai motor dengan kecepatan yang amat pelan, karena selain kondisi yang capek, juga waktu telah magrib. Jadi kami memilih untuk berhati-hati dalam mengendarai motor.

Setiba di tikungan Grand City Mall, tepatnya di Jl Gubeng pojok kami dihadang oleh beberapa Polisi. Karena kami tidak tahu kesalahan kami, maka kami berhenti dengan tenang dan dengan senyum. Polisi bilang kalau kami melanggar rambu lalu lintas, karena kami tidak merasa ada rambu maka secara reflek kami tanyakan dimana letak rambu tersebut.

Akhirnya saya disuruh masuk ke pos untuk diperiksa. Saya pun bertanya kenapa kok ada rambu di Jl slamet? Padahal menurut pengamatan saya Jl Slamet relatif sepi. dan di sana ada pintu keluar dari Grand City mall. Jadi aneh bagi saya kalau dari arah Jl Slamet dihadang, sedangkan pintu keluar Grand City diperbolehkan.


Mendengar pertanyaan saya Polisipun marah-marah. Mereka bilang, kalau ingin tau alasan nya tanya saja ke dishub jangan ke Polisi. Mendengar jawaban itu, saya pun tersenyum. Aneh nya senyum saya itu dibilang sinis, dan mungkin dianggap sebagai penghinaan kepada petugas. Padahal menurut saya, apa salahnya bertanya. Toh mengeluarkan pendapat itu hak setiap warga negara.

Akhirnya surat tilang warna merahpun di tulis. Dan diatasnya ada kode "xxx". Menurut sebagian orang kode itu menunjukkan adanya perlawanan terhadap petugas. Saya juga heran, perlawanan apa yang saya lakukan. Masak bertanya disebut perlawanan?

Akhirnya saya pun pulang dengan membawa surat tilang. Setelah di rumah saya membaca surat tilang tersebut. Di balik surat tilang ada tulisan "Pemberi dan penerima suap untuk perkara ini diancam pasal 5 UU No 20 Tahun 2001, bla bla bla, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 250.000.000".

Melihat aturan itu di surat tilang, sayapun berpikir. Sebenarnya siapa yang pelanggaran nya lebih besar? Saya atau orang lain plus Polisi yang dengan santainya meminta uang Rp. 40.000, dan para pelanggarpun di bebaskan tanpa ada tilang.

Saat saya ditilang, ada sekitar puluhan motor, mobil serta Taxi yang diberhentikan karena melanggar rambu tersebut. Tapi tak ada satupun yang ditilang. Mereka lebih suka jalan damai. Dengan membayar Rp. 40.000, habis perkara. Padahal sebenarnya apa yang mereka lakukan termasuk pelanggaran besar. Jika kondisi negara kita separah itu, bagaimana negara bisa maju.

Aparat yang seharusnya mengawal hukum, malah melanggar hukum dengan melegalkan uang damai yang jumlahnya tak seberapa. Jika hal ini dibiarkan, Hukum dan keadilan tak akan bisa berjalan berdampingan. Hukum hanya tertulis di plang, dan keadilan tak akan menyertai hukum.

Padahal seharusnya, keadilan dapat berjalan beriringan dengan hukum yang telah diciptakan.

Semoga negara Indonesia ini menjadi semakin baik. Baik dalam segala hal tentunya.

Komentar

  1. He had a view of the winners by operating from Newmarket Heath and studied the sphere, laying odds on every horse rather than two propositions. Typically, on-line banking and PayPal are typically the simplest and best choices for moving money in and out of an account. But what separates PointsBet from the rest of|the remainder of} the bunch is its unique PointsBetting function, which provides bettors with a chance to https://casino.edu.kg/%EC%A0%95%EC%B9%B4%EC%A7%80%EB%85%B8.html win or lose further money past that of a typical wager. More money could be won or lost based on the extent to which a wager wins or loses. Online sports gambling could possibly be} launched by late November or early December.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Python: Integral, Interpolasi dan Curve fitting

  Dalam mengolah data, python juga sangat mudah untuk digunakan mencari nilai integral dari sebuah fungsi, interpolasi dan fiting sebuah kurva.

Bahasa C: Pembahasan tentang isfinite

 Saat melakukan coding cumeric, ada kalanya kita harus mengecek apakah angka yang akan digunakan untuk menghitung berupa angka "normal" nilai nya melebihi range angka yang disetujui ataukan angkanya terlalu besar. Jika membuat fungsi sendiri, bisa jadi akan memakan waktu lama dan tidak efisien. Sehingga dalam bahasa C sudah disediakan library yang digunakan untuk mengecek bagaimana angka yang akan digunakan untuk menghitung.  Berikut adalah salah satu library yang disediakan oleh C untuk melaukan pengecekan angka yang akan digunakan untuk menghitung. Namanya adalah isfinite. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat di link berikut .  isfinite berada dalam lingkungan <math.h>. Sehingga sebelum menggunakan nya perlu dilakukan pendefinisian header <math.h> terlebih dahulu.

Tutuorial memasak ubi/ketela dengan microwave

Di Jepang, ketela merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat. Jika anda melihat atau penggemar komin Crayon Sinchan, anda akan tau jika Misae (Ibu nya Sinchan) memiliki hobi makan ketela.